Senin, Januari 08, 2018
| Pengetahuan Berkomentar
Matahari adalah berkah. Akan tetapi, butuh tenaga ekstra untuk menikmatinya dibandingkan cuaca yang lebih sejuk. Pasalnya, kepasanan dapat membuat tubuh lebih cepat lemah dan lesu, hingga berujung pada kantuk.
Dr Michele Casey, direktur medis regional Duke Health di Carolina Utara, Amerika Serikat, mengatakan, alasan di balik kelelahan karena panas matahari cukup sederhana. Tubuh manusia bekerja lebih keras untuk menjaga suhu di dalam tubuh tetap dingin. Akibatnya, tubuh menjadi lebih cepat lelah dari biasanya.
Ketika dilanda panas, tubuh melebarkan pembuluh darah atau yang dikenal dengan vasodilatasi. Hal ini memungkinkan lebih banyak darah mengalir di dekat permukaan kulit untuk meredam panas di permukaan. Inilah mengapa kulit memerah ketika kepanasan.
Selain itu, tubuh juga akan mengeluarkan keringat yang bertugas mendinginkan kulit. Untuk melakukan pekerjaan ekstra ini, jantung pun bekerja lebih dari biasanya.
"Semua pekerjaan itu - meningkatkan detak jantung Anda dan tingkat metabolisme Anda - membuat Anda merasa lelah atau mengantuk," kata Casey.
Dilansir dari Live Science 14 Agustus 2017, sinar matahari yang menerpa kulit akan menyebabkan perubahan pigmen, keriput, dan luka bakar. Saat kulit terbakar, tubuh mengangkut cairan dari bagian lain ke area yang terbakar untuk penyembuhan. Maka, tubuh menjadi kekurangan cairan dan berujung pada lebih cepat kelelahan.
"Perubahan kimiawi ini menyebabkan kelelahan karena tubuh Anda sedang memperbaiki kerusakan," kata Casey.
Oleh karena itu, Casey pun menganjurkan untuk tidak menenggak minuman beralkohol yang dingin untuk menurunkan suhu tubuh. Sebab, alkohol bersifat diuretik yang justru akan meningkatkan dehidrasi. Solusi terbaik adalah menenggak air dan makan makanan ringan rasa asin.
Jika mengalami gejala kepanasan akut, seperti keringat banyak, nadi berdenyut cepat, dan hendak pingsan; Casey mengarankan Anda untuk segera menemui dokter.
"Jika itu terjadi, kami sarankan Anda ke tempat yang sejuk, minum air putih, dan menemui dokter jika gejalanya tidak membaik dalam waktu sekitar satu jam," kata Casey.
Sementara itu, sengatan panas (heat stroke), yakni ketika suhu tubuh menjadi 57,7 derajat celcius, adalah kondisi yang lebih serius. Untuk menangani kondisi ini, dibutuhkan perawatan darurat untuk mencegah kerusakan pada otak, jantung, ginjal dan otot.
Gejalanya meliputi suhu tubuh tinggi, mual, muntah, sakit kepala dan perubahan perilaku, seperti kebingungan, agitasi atau iritabilitas. Gejala lainnya adalah samar bicara, kejang atau koma.
Reaksi: |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pilihan
Kategori
Arsip
-
►
2020
(13)
- Desember 2020 (1)
- September 2020 (1)
- Agustus 2020 (1)
- Juli 2020 (2)
- Mei 2020 (2)
- April 2020 (2)
- Maret 2020 (1)
- Januari 2020 (3)
-
►
2019
(22)
- Desember 2019 (2)
- November 2019 (2)
- Oktober 2019 (2)
- Agustus 2019 (4)
- Juli 2019 (2)
- Juni 2019 (1)
- Mei 2019 (2)
- April 2019 (2)
- Maret 2019 (2)
- Februari 2019 (1)
- Januari 2019 (2)
-
▼
2018
(28)
- Desember 2018 (2)
- November 2018 (2)
- Oktober 2018 (2)
- September 2018 (2)
- Agustus 2018 (2)
- Juli 2018 (2)
- Juni 2018 (2)
- Mei 2018 (2)
- April 2018 (3)
- Maret 2018 (3)
- Februari 2018 (3)
- Januari 2018 (3)

0 komentar:
Posting Komentar